ANGGARAN PIUTANG - PORTAL BERITA INDONESIA

Home Top Ad

PBI.COM

Rabu, 17 Juni 2020

ANGGARAN PIUTANG




DISUSUN OLEH : Kelompok 7
1.      Erna Ningsih                                     18110083
2.      Putri Anggraini                                 18110369
3.      Andre Tarigan                                  18110058
4.      Mutiara Sani Marpaung                  18110321
5.      Ihsan Alfahrozy                                19910274
6.      Sukurman Laia                                 18110604

Jurusan               : Manajemen
Kelas                    : K3-4C/ C Sore
Mata kuliah        : Anggaran Perusahaan
Dosen                   : Fitrianingsih, SE.,MM


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
BINA KARYA TEBING TINGGI
  TA. 2019/2020




KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-nyalah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah “Anggaran Piutang” merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam Mata Kuliah Anggaran PerusahaanSemester IV di STIE BINA KARYA TEBING TINGGI.

PenulissangatberharapkiranyamakalahinidapatbermanfaatbagipembacauntukmengetahuiAnggaran Piutang.Penulisjugamenyadarisepenuhnyabahwa di dalammakalahiniterdapatkekurangandanjauhdari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harap kan demi kesempurnaan penulisannya.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.


                                                                   Tebing Tinggi, 12 April 2020


                                                                               Kelompok 7



DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................ .......... 
Daftar Isi.......................................................................................... .......... 
BAB I Pendahuluan......................................................................... ......... 
1                 1.1 Latar belakang........................................................................ 
                   1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 
                   1.3 Tujuan..................................................................................... 
      BAB II Pembahasan................................................................................... 
                   2.1 Pengertian Anggaran Piutang.................................................. 
                   2.2 Kegunaan Anggaran Piutang................................................... 
                   2.3 Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Piutang....... 
                   2.4 Perputaran Piutang ( RECEIVABLE TURNOVER) .............. 
                   2.5 Contol soal ...............................................................................
                   2.6 Riview Jurnal I .........................................................................
                   2.7 Review Jurnal II........................................................................
      BAB III  Penutup ........................................................................................
                   3.1 Kesimpulan ..............................................................................
                   3.2 saran..........................................................................................
      Daftar Pustaka .............................................................................................
                  

)
                    

                                                                                                                                                                                                                                                                 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam setiap laporan keuangan sering kali dijumpai piutang dalam neraca suatu entitas, baik berupa piutang dagang maupun piutang wesel. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya akun piutang bagi suatu entitas. Piutang penting bagi para manajer dan investor karena beberapa sebab, sebabyang pertama yaitu karena piutang merupakan aset dalam laporan keuangan yangharus mencermin kan nilainya. Kedua, persoalan menyangkut piutang adalah dasaruntuk penentuan laba dan pengukuran kinerja perusahaan. Ketiga, piutang dagangdapat menjadi aset yang tidak produktif.Memberikan kredit (penjualan kredit) memliki beberapa risiko, diantaranyaadalah tertanamnya harta dalam piutang dan risiko tidak tertagihnya sebagian atauseluruh piutang. Oleh karena itu ditentukan besarnya piutang tak tertagih dengancara menyediakan cadangan penghapusan piutang sebagai akibat kemungkinanpuitang tidak tertagih. Dengan demikian, kerugian piutang tak tertagih dianggapsebagai hal yang tidak terduga. Untuk memperkecil risiko kerugian piutangtersebut, maka manajer perlu melakukan penyaringan pelanggan yang akan diberipenjualan kredit.

1.2  Rumusan Masalah
A.    Apa Pengertian Anggaran Piutang?
B.     Apa kegunaan anggaran piutang?
C.     Apa saja data dan informasi untuk menyusun budget piutang?
D.    Apa bentuk anggaran piutang?

1.3  Tujuan
A.    Mengetahui pengertian anggaran piutang
B.     Mengetahui kegunaan anggaran piutang
C.     Mengetahui data dan informasi untuk menyusun anggaran piutang dan bentuk anggaran piutang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1                        Pengertian Anggaran Piutang (Receivable Budget)
Anggaran piutang (Receivable Budget) adalah anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah piutang beserta perubahannya pada periode yang akan datang. Anggaran piutang selain menunjukkan jumlah piutang  perusahaan pada suatu saat tertentu, juga menunjukkan perubahannya (mutasinya) baik berupa tambahan piutang baru, maupun pengurangan piutang sebagai akibat adanya pelunasan oleh pihak debitur. Piutang muncul sebagai akibat kebijakan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit sangat berperan dalam meningkatkan penjualan secara total. Penjualan secara kredit akan menimbul kan biaya-biaya seperti biaya bunga, biaya administrasi piutang dan penghapusan piutang.
Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor (pemberi pinjaman) kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya pada waktu mendatang. Jika, piutang itu ada karena (1) terdapat dua pihak, yaitu kreditor dan debitur, (2) ada kesediaan debitur untuk melunasi kewajibannya kepada kreditor, (3) ada jarak waktu mulai timbul piutang sampai saat pelunasannya, (4) ada hak menagih yang dimiliki kreditor.
Memberikan kredit memiliki beberapa resiko, dianatranya adalah resiko tertanamnya harta dalam piutang dan resiko tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang. Oleh karena itu, perlu ditentukan besarnya piutang tidak tertagih dengan cara menyediakan cadangan penghapusan piutang sebagai hal yang tidak terduga. Untuk memperkecil resiko kerugian piutang perlu dilakukan penyaringan pelanggan yang akan diberikan kredit, misalnya diadakan penyelidikan mengenai 5C dan 3S.
Hal-hal yang termasuk dalam 5C, yaitu:
1.      Character (karakter) yaitu tabiat, kejujuran, niat baik calon konsumen(debitur).
2.      Capacity (kapasitas) yaitu kemampuan membayar calon debitur
3.      Capital (modal) yaitu posisi keuangan calon debitur
4.      Condition (kondisi) yaitu keadaan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan nasional
5.      Coleteral (jaminan) yaitu adanya jaminan kredit baik jaminan pokok maupun jaminan tambahan. Jaminan pokok misalnya barang yang dibeli secara kredit dijadikan sebagai jaminan.
Hal-hal yang termasuk dalam 3S, yaitu:
1.      Soliditas Komersial, yaitu mengenai kepercayaan kepada calon debitur atas kejujurannya dalam memenuhi kewajibannya secara tepat waktu
2.      Soliditas Financial, yaitu mengenai kepercayaan kepada calon debitur atas kondisi keuangan untuk mampu melunasi utangnya secara tepat waktu
3.      Soliditas Moral, yaitu mengenai kepercayaan kepada calon debitur atas moralnya yang baik untuk mampu memenuhi kewajibannya sesuai janji.

2.2                        Jenis-Jenis Piutang
Ada beberapa jenis piutang yaitu :
a.       Piutang usaha (account receivable) yaitu piutang yang timbul sebagai akibat menjual barang dan jasa secara kredit dari usaha pokok perusahaan. Piutang usaha berbeda dengan piutang dagang. Piutang dagang hanya terdapat pada perusahaan yang menjual barang secara kredit. Sedangkan piutang usaha meliputi seluruh macam atau jenis perusahaan yang menjual barang atau jasa dari usaha pokok nya secara kredit.
b.      Piutang surat berharga contoh : bilyet giro belum jatuh tempo, cek kosong, dan cek mundur.
c.       Beban bayar dimuka contoh : sewa dibayar dimuka, iklan dibayar dimuka, bunga bayar dimuka.
d.      Setoran jaminan contoh : untuk keperluan garansi atau jaminan bank, dan keperluan menjalin hubungan bisnis lainnya.
e.       Piutang pajak contoh : angsuran pajak, pajak masukan, kelebihan bayar pajak dan lain-lain.
f.       Pinjaman pekerja, piutang usaha muka, piutang wesel, piutang usaha dan piutang lainnya.
g.      Piutang wesel (notes receivable) yaitu piutang yang didukung janji tertulis dalam bentuk wesel. Piutang wesel dan piutang surat berharga dapat terjadi karena menjual barang secara kredit atau pemberian pinjaman dalam bentuk uang.




2.3                        Manfaat Anggaran Piutang
Piutang usaha sebagai investasi yang biasanya terdapat pada harta lancar mempunyai beberapa manfaat antara lain dapat memperlancar dn memperbesar omzet barang yang dijual, mampu bersaing, memperluas pelanggan dan meningkatkan kemampulabaan (profitabilitas) perusahaan.
Pemberian piutang usaha dimaksudkan agar dapat memperlancar dan memperbesar omzet barang yang dijual karena kegiatan penjualan merupakan ujung tombak maju mundur nya perusahaan.
Kebijkaan pemberian piutang usaha agar perusahaan mampu bersaing dalam menjual produknya. Dalam kebijakan pemberian piutang perlu diperhatikan:
a.       Mengenai batas maksimal (plafon) piutang yang diberikan untuk berbagai tingkatan debitor. Tingkatan debitor digolongkan berdasarkan resiko tidak memenuhi kewajiban nya sesuai janji. Misalnya debitor yang tingkat resiko nya 20% tidak diberikan piutang, debitor yang tingkat resiko nya 15% diberikan piutang maksimal 1juta,debitor dengan tingkat resiko 10% diberikan piutang maksimal 2juta, debitor dengan tingkat resiko 5%diberikan piutang maksimal 5juta dan seterusnya.
b.      Penentuan jangka waktu kredit yaitu berapa lama debitor harus melunasi utangnya. Contoh : 2/10 n/30, artinya pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang maka debitor mendapatkan potongan harga sebesar 2% dari harga jual dan pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam 30 hari sesudah penyerahan barang.
Berdasarkan manfaat pemberian piutang tersebut maka diperlukan adanya penganggaran piutang agar piutang yang diberikan terencana dan terarah sehingga mempermudah pengembalian piutang.
           
2.4                        Kegunaan Anggaran Piutang
Semua budget termasuk budget piutang mempunyai 3 kegunaan pokok, yaitu perencanaan (planning), pengkoordinasian (coordinating), dan pengawasan (controlling) yang membantu manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus, budget piutang berguna sebagai dasar untuk penyusunan budget kas karena penagihan-penagihan piutang tersebut merupakan pemasukan kas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi budgeting piutang antara lain:
§  Volume barang yang dijual secara kredit, yaitu volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada tunai dapat semakin memperbesar anggaran dalam piutang usaha dan sebaliknya. Semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin besar resiko dalam piutang.
§  Standar kredit, yaitu penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang tertanam. Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin  besar piutang yang tertanam dan semakin besar resiko kerugian piutang. Sebaliknya, jika semakin ketat standar kredit yang diberikan maka semakin kecil piutang yang dianggarkan dan semakin kecil resiko kerugian piutang.
§  Jangka waktu kredit, yaitu semakin panjang waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam, dan sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat meningkatkan volume barang atau jasa yang dijual, disamping itu juga mengakibatkan piutang usaha semakin besar.
§  Pemberian potongan, yaitu dapat mempengaruhi besarnya  investasi dalam piutang. Pemberian potongan yang besar akan memperkecil piutang usaha yang tertanam dan sebaliknya. Dengan demikian, penjualan secara tunai tidak mengakibatkan timbulnya piutang, sedangkan pembelian secara kredit (tanpa potongan) mengakibatkan piutang usaha.
§  Pembatasan kredit, yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal yang akan diberikan.
§  Kebijakan penagihan piutang, yaitu perusahaan dapat menjalankan kebijakan penagihan piutang secara aktif maupun pasif. Kebijakan penagihan piutang usaha secara aktif memerlukan biaya (beban) yang besar dibandingkan kebijakan penagihan secara pasif. Biaya yang dikeluarkan dalam kebijakan penagihan piutang secara aktif meliputi biaya perjalanan, biaya telepon, biaya administrasi piutang dan lain-lain.

2.5                        Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Piutang
Agar suatu budget dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang termuat di dalamnya harus cukup akurat sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti.Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun budget antara lain :
1.       Budget  penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah penjualan maka semakin besar pula transaksi penjualan secara kredit yang akan dilakukan, demikian pula sebaliknya sehingga akan memperkecil piutang perusahaan.
2.       Keadaan persaingan dipasar, Persaingan yang lebih keras akan memaksa perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit sehingga memperbesar piutang perusahaan, demikian pula sebaliknya sebaliknya sehingga memperkecil pula piutang perusahaan.
3.       Posisi perusahaan, Bilamana posisi perusahaan cukup kuat dalam persaingan, maka perusahaan lebih dapat “memaksakan” penjualan secara tunai, sehingga memperkecil penjualan secara kredit. Akibatnya piutang perusahaan akan cenderung lebih kecil. Sebaliknya posisi perusahaan yang lemah kurang memungkinkan untuk “memaksakan” penjualan secara tunai, sehingga akan memperbesar penjualan secara kredit. Akibatnya piutang perusahaan akan cenderung lebih besar.
4.       Syarat pembayaran yang ditawarkan perusahaan, Bilamana potongan penjualan yang ditawarkan perusahaan cukup menarik para calon pembeli,  maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian-pembelian secara tunai. Akibatnya piutang perusahaan akan lebih kecil.
5.       Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penaghihan piutang yang lebih aktif akan mempercepat pemasukan piutang sehingga memperkecil jumlah sisa piutang. Sedangkan sebaliknya, penagihan yang kurang aktif akan memperlambat pemasukan piutang sehingga jumlah sisa piutang akan semakin menumpuk
6.       Rencana perusahaan untuk melakukan penjualan-penjualan secara kredit aktiva-aktiva lain, selain barang-barang hasil produksinya, Bilamana secara periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan melakukan penjualan secara kredit terhadap sebagian aktiva tetapnya, maka akan memperbesar piutang perusahaan.

Pengaruh penjualan kredit terhadap arus kas yaitu :
§  Jangka waktu kredit itu diberikan
§  Kerajinan dari petugas penagih hutang
§  Mutu dari para debitur yang diperdaya membeli barang dagang kredit
§  Situasi usaha pada umumnya

2.6                        Perputaran Piutang(RECEIVABLE TURNOVER)
Piutang sebagai unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu dari kas, proses komoditi, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan. Rumus perputaran piutang sebagai berikut:



2.7                         Bentuk Budget Piutang
Sebagaimana hanya dengan budget-budget yang lain, bagi budget piutang juga tidak ada sesuatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh perusahaan. Ini berarti bahwa tiap-tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya, disesuaikan dengan keadaan perusahaan masing-masing. Yang perlu diingat adalah bahwa budget piutang sebagai budget pendukung neraca (balance sheet supporting budget) harus cukup sistematis dan terperinci, sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja.

2.8                        Contoh Soal
Rencana penjualan PT. Mitra tahun 2019 adalah sebagai berikut
Triwulan
Penjualan (Rp)
Triwulan 1
70.000.000
Triwulan 2
80.000.000
Triwulan 3
95.000.000
Triwulan 4
130.000.000

            Berdasarkan data rencana penjualan yang ada, penjualan kredit untuk jangka waktu selama 1 bulan sebesar 30%. Penjualan secara tunai akan diberikan diskon atau potongan harga 5%.
Pola penerimaan piutang berdasarkan periode sebelumnya adalah :
1.      Diterima sesuai dengan perjanjian sebesar 70%
2.      Diterima pada triwulan berikutnya sebesar 30%
3.      Perkiraan bad debt atau piutang tak tertagih sebesar 1%
Informasi data pendukung lainnya :
Penjualan pada periode sebelumnya, yaitu pada triwulan 3 tahun 2018 = 95.000.000 dan triwulan 4 tahun 2018 = 110.000.000

Diminta, susun lah anggaran piutang tahun 2019.






Jawab:
1.      Menghitung penerimaan dan penjualan tunai
Triwulan
Penjualan Tunai (70%)
Diskon 5%
Penerimaan Bersih
Triwulan 1
49.000.000
2.450.000
46.550.000
Triwulan 2
56.000.000
2.800.000
53.200.000
Triwulan 3
66.500.000
3.325.000
63.175.000
Triwulan 4
91.000.000
4.550.000
86.450.000

2.      Menghitung Anggaran Piutang tahun 2019

PT. MITRA
Anggaran Piutang
Tahun 2019
Triwulan
Penjualan Kredit (30%)
Bad Debt 1%
Piutang Bersih
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
4
(Thn2018)
33.000.000
330.000
32.670.000
9.801.000



1
21.000.000
210.000
20.790.000
14.553.000
6.237.000


2
24.000.000
240.000
23.760.000

16.632.000
7.128.000

3
28.500.000
285.000
28.215.000


19.750.500
8.464.500
4
39.000.000
390.000
38.610.000



27.027.000
Total
145.500.000
1.455.000
144.045.000
24.354.000
22.869.000
26.878.500
35.491.500







BAB III
PENUTUP

3.1                        Kesimpulan
1.      Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang bersedia melunasinya pada waktu mendatang.
2.      Anggaran piutang (Receivable Budget) adalah anggaran yang merencanakan secara sistematis dan lebih terperinci tentang jumlah piutang beserta perubahannya pada periode yang akan datang.
3.      Memberikan kredit memiliki beberapa resiko, dianatranya adalah resiko tertanamnya harta dalam piutang dan resiko tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang.
4.      Semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin besar resiko dalam piutang
5.      Pemberian potongan dapat mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang.
6.      Agar suatu budget dapat berfungsi dengan baik maka taksiran-taksiran yang termuat didalamnya harus cukup akurat sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti.




DAFTAR PUSTAKA

M. Nafarin (2013). Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar