Mendagri Tentang Ustaz Abdul Somad yang Sebut Hari Ibu Kafir - PORTAL BERITA INDONESIA

Home Top Ad

PBI.COM

Selasa, 24 Desember 2019

Mendagri Tentang Ustaz Abdul Somad yang Sebut Hari Ibu Kafir

PBI.COM Jakarta - Ustaz Abdul Somad kembali menjadi sorotan lewat ceramahnya. Usai mengklaim penonton drama Korea bagian dari kafir beberapa waktu yang lalu, kali ini ceramahnya soal perayaan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember dicap sebagai budaya kafir menuai kritikan.

Diketahui video potongan ceramah Ustaz Abdul Somad soal haramkan Hari Ibu telah diunggah sejak tahun 2017 di Youtube. Namun, setiap menjelang perayaan Hari Ibu tanggal 22 Desember, video itu dibagikan ulang dan kembali memicu perdebatan.

Dalam video itu, UAS menjawab pertanyaan salah seorang jemaat tentang hukum merayakan Hari Ibu. Ia pun menegaskan perayaan hari itu berhukum haram dan yang merayakannya adalah kafir.

"Bagaimana hukum merayakannya?" ujar ustaz yang kerap dipanggil UAS itu. "Orang yang ikut merayakan Hari Ibu, man tasyabbaha bi qaumin, siapa yang ikut tradisi orang kafir, maka kafirlah dia."

Merespon video yang kembali viral tersebut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sekaligus Pembina Dharma Wanita Persatuan Tito Karnavian menyatakan penolakannya terkait klaim tersebut. "Saya lihat ada viral di media sosial yang untuk diperingati karena itu dibuat oleh orang kafir maka harus bertaubat," kata Tito dalam Peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (23/12). "Betul enggak? Ada yang nonton?"

Lebih lanjut, Tito mengatakan perlunya memahami sejarah sebelum mengklaim Hari Ibu sebagai budaya kafir. "Saya sampaikan kita harus berpikir, memahami sejarah, saya khawatir yang menyampaikan itu enggak memahami sejarah," ujarnya.

Tito kemudian menerangkan perayaan Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan di negara lain. Di dunia internasional, perayaan Hari Ibu diinspirasi oleh kisah Anna Jarvis yang hendak mengenang ibu kandungnya, Anna Reeves Jarvis.

Sedangkan perayaan Hari Ibu di Indonesia terinspirasi oleh Kongres Perempuan pertama yang digelar pada 22-25 Desember 1928. Kemudian setelah kemerdekaan, Presiden Sukarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

"Faktor kita adalah lebih banyak faktor historis mengenang itu dalam rangka memperkuat spirit peran wanita, baik dalam rumah tangga maupun bangsa dan negara," paparnya. "Kita sekarang lihat hasilnya gemanya luar biasa, Indonesia salah satu negara yang menurut saya peran wanita cukup dominan, meski masih perlu ditingkatkan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar