Direktur CORE Sebut Ini Dampaknya Jika RI Sampai Lockdown - PORTAL BERITA INDONESIA

Home Top Ad

PBI.COM

Jumat, 20 Maret 2020

Direktur CORE Sebut Ini Dampaknya Jika RI Sampai Lockdown

PBI.COM Jakarta - Sejumlah negara sudah melakukan lockdown untuk menekan penyebaran virus corona. Langkah ini belum menjadi opsi pemerintah Indonesia. Lalu, apa yang terjadi jika Indonesia sampai lockdown?

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyebut jika terjadi lockdown di Indonesia dampaknya jauh lebih besar dibandingkan negara-negara lain. Mengingat jumlah tenaga kerja Indonesia lebih banyak di sektor informal.

"Lockdown itu untuk Indonesia dampak negatifnya jauh lebih besar dari negara lain karena banyak yang di sektor informal. Pedagang bakso nggak bisa jualan bakso. Berapa ribu masyarakat kita yang jualan bakso, yang jualan ketoprak, yang jualan pecel, yang jualan siomay, yang buka warung. Mereka akan kehilangan income. Berapa lama mereka bisa bertahan," ujar Piter kepada PBI.COM.

Itu sebabnya jika lockdown terjadi, pemerintah harus menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat menengah ke bawah yang bekerja di sektor informal.

"Pemerintah harus menyiapkan itu. Kalau nggak, mereka akan kesusahan," katanya.

Dihubungi terpisah, Ekonom BCA David Sumual mengatakan jika lockdown dilakukan maka dampaknya di Jakarta sangat lebih berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Mengingat 75% pergerakan uang dalam perkonomian nasional terjadi di Jakarta.

"Dampak ekonominya agak sukar dihitung karena kita belum tahu berapa lama (jika lockdown) akan terjadi. Lockdown-nya misalnya seminggu, dua minggu, sebulan, beda hasilnya. Kalau dilakukan di Jakarta akan cukup signifikan pengaruhnya karena porsi Jakarta terhadap ekonomi nasional besar. 75% peredaran uang kan adanya di Jakarta, Jabodetabek," sebutnya.

Meski begitu, pengaruh pertumbuhan ekonomi di tengah situasi saat ini dianggapnya tidak masalah. Mengingat hampir semua negara mengalami penurunan ekonomi akibat virus corona ini.

"Dampaknya karena arus barang jasa itu nggak jalan, nggak lancar, itu pengaruh ke pertumbuhan (ekonomi). Tapi kan seluruh negara mengalami, jadi nggak masalah dari sisi supply turun, demand-nya juga turun itu pengaruh ke pertumbuhan ekonomi. Bukan sesuatu yang aneh karena seluruh dunia mengalami hal yang sama," kata David.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar