ketika Pejuang Kita Dikerjai Orang Gila
Berikut adalah cuplikan arsip kesaksian dari Soedharmo, anggota Angkatan Laut (TAL) pada masa perang 10 November di Surabaya:
...menurut berita dari tetangga bahwa salah satu penduduk rangkah bernama Wak Rai telah menjadi gila atau kumat gilanya karena semangat meluap.
Pada siang hari datangnya kurang lebih 24 pemuda seragam khaki drill dengan lengkap senjata mereka, datang ke tempat kami. Dimana saat itu kami berada nomor 254 Surabaya ( Jl. Kenjerang 254).
Mereka minta diantar ketempat pertemuan musuh. Karena jumlah barisan pemuda tersebut sedikit maka kami anjurkan malam saja nanti kita seru bersama. Namun apa yang terjadi... Bahwa Wak Rai si gila tersebut datang dan menghina dengan kata-kata bahwa kita pemuda penakut. Kemudian Wak Rai sanggup mengantarkan dan maju kedepan sendiri.
Karena kami sendiri berada malu dan ditantang oleh wak Rai, lalu kita maju bersama menuju markas sekutu tanpa pikir panjang dan tak menghiraukan bahaya. Sepanjang jalan Wak Rai berteriak-teriak "lailah-lailah" beberapa kali, sedangkan musuh mulai memasang sarang mitraliurnya dikanan kiri kuburan kapas dan di pinggir jalan kampung sawah ( sekarang perkampungan Tambak Rejo).
Setiap diperempatan ialah pasar dedek persis dimuka halaman rumah tuan Manok. mendadak Wak Rai baru ingan dan sadar dari gilanya. Lalu menyebut doa yang betul yaitu " ailahailallah" terus lari ke selatan sedangkan kami ditinggalkan didepan rumah La Salvia (Tn. Nus). Kami segera masuk kedalam selokan untuk menghindari tembakan mitraliur dari atas genteng rumah Tuan Manook.
Kemudian dari sebelah barat terdengar tembakan-tembakan gencar. Para pemuda kacau bertiarap dan entah bagaimana kemana, kami terus meniarap dan jalan di selokan untuk mencari tempat aman ke timur. Kami selamat dari maut atas perbuatan si gila Wak Rai. Kini kami mengetahui bahwa tetangga kami pemuda manook telah menjadi mata-mata sekutu..
Kumpulan arsip testimoni bisa didownlod gratis di
www.rodebrugsoebara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar