PBI.COM Menunggu ulur tangan pemerintah surabaya /(Ibu Tri Rismaharini). Disebuah gang kecil di Jalan Jojoran STAL nomor 5 B Surabaya, Ibu Dina ( 21 ) mendekap erat bayinya yang masih berusia 5 bulan, Sebut saja namanya adik Pandhu. Diusianya yang masih relatif belia ini, ibu Dina harus menjalani getirnya hidup.
Sang suami, meninggalkannya ketika mengetahui bayi yang dilahirkan oleh sang istri mengalami kekurangan secara fisik. Bahkan menurut penuturannya, mertuanya juga merasa malu mengakui cucunya dengan kondisi yang mengalami kekurangan secara fisik tersebut.
” Sejak lahir sampai sekarang, mertua tidak pernah sekalipun menengok anak saya, katanya malu punya cucu seperti ini, ” Ujar Dina sambil menerawang.
Dina menuturkan bahwa anaknya Pandhu mengalami Facial Cleft Hydrocephalus Myelomeningocele. Kepalanya membesar tak beraturan, bibir, hidung dan mata tidak berbentuk sempurna.
Dirumah yang berukuran 2 x 6 meter, Dina tinggal bersama sang bunda dan bayi Pandhu, rumah petak yang secara umum kurang layak. Dina menuturkan pada saat hamil dirinya pernah dua kali digigit tikus dibagian kakinya sampai berdarah.Saat itu usia kehamilannya menginjak 5 bulan.
” Dirumah saya memang banyak tikus, maklum lingkungannya kumuh. Saat hujan turun, lantainya banjir, karena bocor “, Ucap Dina.
Gara gara digigit tikus saat hamil itulah, kemungkinan besar penyebab Pandhu lahir mengalami kondisi seperti saat ini . Itu kata dokter yang pernah memeriksa saya serta Pandhu “, Ujar Dina dengan nada memelas.
” Mungkin ini sudah menjadi takdir saya dan Pandhu “, ucapnya lirih.
Ketika ditanya, apa yang menjadi harapan Dina. Dina mengtakan bahwa dia berharap Pandhu bisa sembuh dan mendapatkan pelayanan yang terbaik dari dokter.
Disamping itu dia juga berharap agar pemerintah kota Surabaya maupun pemerintah provinsi Jawa Timur bisa memberikan hunian yang layak, rumah susun bagi dirinya dan keluarganya, serta para tetangganya yang rata rata hidup dilingkungan yang kumuh. ” Jangan sampai apa yang terjadi pada saya terjadi lagi pada orang lain, terutama tetangga tetangga saya “, Ujar Dina. ” Semoga Bu Khofifah ( Gubernur Jawa Timur ) dan Bu Risma ( Walikota Surabaya ) mendengar harapan saya ini “, Harap Dina.
” Kami akan dampingi juga secara finansial untuk mencari kontrakan dan sekaligus bisa membantu ibu Dina untuk membuka usaha agar beliau bisa mandiri “, Ungkap LSM *GERAKAN RAKYAT MISKIN*
” Kami akan berusaha mendampingi bayi Pandhu agar mendapatkan layanan pengobatan yang terbaik demi kesembuhannya, dan juga kami akan berusaha berkomunikasi dengan Pemprov ataupun Pemkot Surabaya, agar keluarga ibu Dina bisa dibantu rumah yang layak huni seperti rumah susun ” Ujar Isa.
Saat ini sejumlah relawan GERAKAN RAKYAT MISKIN dan LSM seperti Komunitas Tolong Menolong, LPA Jatim, Yayasan Pesantren Hidayatullah dan Komunitas Bendino Masak berjibaku membantu ibu Dina dan bayi Pandhu agar bisa berdaya dan mandiri, para relawan dan LSM itu berharap Ibu Dina dan Adik Pandhu bisa segera pulih dan berdaya dalam menghadapi kesulitan hidupnya.
Semoga saja kita bisa menjadi bagian dari orang yang bisa meringankan beban Ibu Dina dan Sang Bayinya, Pandhu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar